Sunday, February 20, 2011

COMMUNICATION, LISTENING & FACE-TO-FACE

COMMUNICATION is the exchange of ideas. It doesn't matter whether you are a politician trying to sway the floating voter, a wife reminding her husband it's his turn to walk the dog, or a teacher trying to inject some last-minute cramming.
Every act of communication contains a message aimed at an audience. The only worthwhile measure of its successs is the extent to which the former influences the latter. To be an effective communicator you need to make the message interesting, appealing and comprehensible to your selected target. This calls for careful thought, not just about style and content but also about choice of medium. It also involves knowing where your audience currently stands on the subject you want to communicate. Effective communication is almost always based on research - though this often means no more than listening carefully to what is being said!
LISTENING, however, is a far more sophisticated skill than many people realise. And while a failure to communicate can sometimes be put down to deficiencies in the content of the message, or in the way it's put across, listening errors are at least as common a cause of communication breakdown. It is important to understand this. To communicate effectively, you have to know why communication is sometimes unsuccessful and to be aware of the rules which govern every attempt at it - particularly those concerning responsibility.
The problem is that we are habituated to the conventions of private life, where speaker and listener usually share responsibility for seeing that the lines of communication run smoothly. Professional obligations change all that. One party often has to bear the entire responsibility for seeing that the information is transmitted, and it's not always the speaker. If a salesman rings your bell and tries to sell you double glazing, you don't have to listen. The onus is entirely on him. But if a market researcher stops you in the street it's up to him or her - i.e. the listener - to coax a coherent response out of you. In both cases professional status make one party totally responsible for the way the transaction is conducted.
FACE TO FACE, remember that you have two ears and one mouth. Try to use them is roughly that proportion. End your contribution decisively, so that the other person avoids the embarrassment of replying prematurely. Some two-thirds of what we communicate to each other is conveyed non-verbally, by appearance, expression and gesture. Generally speaking we use language to communicate facts and hard information, and non-verbal signals to show whether or not we actually like the person we are talking or listening to.

Monday, February 14, 2011

I WISH THAT YOU WERE WITH ME ...

This Valentine's I wish that you were with me.
It's lonelier than most days I'm alone,
Even though we'll manage on the phone
To touch with words the face we cannot see.
You away are far more dear to me
Than anyone who might remain at home.
My love is in the places that you roam,
Being with you where I cannot be.
We do not choose the objects of our passion,
But passively await the holy fire
That immolates our past and lights our fate,
Twisting through the alleys of desire.
So I am yours, and will contented wait,
Allowing love my life and will to fashion.



Valentine Day, Feb 14, 2011
as a memory to my late wife, Ira

I Miss You ...

I miss you terribly this day of love,
Miss you with a wound that stabs and aches.
see the love around me, and it takes
So much strength simply just to move.
Soon, soon, my love, this waiting will be done.
You and I will have what we desire.
On days like this we'll sit beside the fire,
Undoing all the pain of days long gone.



Valentine Day, Feb 14, 2011
as a memory to my late wife, Ira

CITRA di Public Relations

CITRA BAYANGAN (mirror image)
Citra yang melekat/dianut pda orang dalam (publik internal) mengenai anggapan pihak luar tentang organisasi/perusahaannya.
Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan atau pun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi/perusahaan tersebut. Citra ini cenderung positif - bahkan terlalu positif - karena kita biasa membayangkan hal yang serba hebat dan 'manis' mengenai diri sendiri.

CITRA YANG SEKARANG (current image)
Kebalikan dari citra bayangan. Suatu citra atau pandangan yang melekat ada pihak luar (publik eksternal) mengenai suatu organisasi/perusahaan. Jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan pihak luar (publik eksternal) yang biasanya tidak memadai. Cenderung negatif, penuh prasangka, apatis, keacuhan, sinis dll - apalagi kalau sudah pernah mendengar/mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan.

CITRA YANG DIHARAPKAN (wish image)
Suata citra yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan/pengurus organisasi. Juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya - lebih baik, lebih menyenangkan - dan citra yang terasa terlalu baik juga bisa merepotkan. Citra harapan ini berkonotasi positif. Biasanya dirumuskan diperjuangkan untuk menyambut yang sesuatu yang rekatif baru, yakni ketika khalayak (publik) belum memiliki informasi yang memadai mengenai organisasi/perusahaan.

CITRA KORPORAT (corporate image)
Atau citra lembaga - citra secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk atau pelayanannya. Terbentuk oleh banyak hal, a.l. sejarah pendiriannya, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan,permodalan atau produksinya, eksor, hubungan industri yang baik, reputasi dalam bidang ketenagakerjaan, inovasi, komitmen terhadap dunia penelitian, pelayanan yang prima dlsb.

CITRA MAJEMUK (multiple image)
Setiap organisasi/perusahaan biasanya memiliki beberapa unit.bagian yang masing-masing mempunyai perangai/perilaku sendiri - yang sengaja atau tidak, melahirkan citra tersendiri yang belum tentu sama dengan citra organisasi/perusahaan. Variasi citra ini harus ditekan seminimal mungkin dan citra organisasi/perusahaan secara keseluruhan harus ditegakkan. Antara lain dengan pemakaian seragam, jenis dan warna mobil dinas, bentuk tempat usaha yang berciri khas sama, lambangl-lambang tertentu - mis. di maskapai penerbangan, hotel dll. - ini hubungannya dengan 'corporate identity'.

Thursday, February 10, 2011

TAKUT (Vierra)

ku tahu kamu bosan, ku tahu kamu jenuh
ku tahu kamu tak tahan lagi
ini semua salahku, ini semua sebabku
ku tahu kamu tak tahan lagi
(jangan sedih, jangan sedih, aku pasti setia)
aku takut kamu pergi
kamu hilang, kamu sakit
aku ingin kau di sini
di sampingku selamanya
(jangan takut, jangan sedih, aku pasti setia)
aku takut kamu pergi
kamu hilang, kamu sakit
aku ingin kau di sini
di sampingku selamanya
aku ingin kau di sini
di sampingku selamanya
aku takut (jangan takut) kamu pergi (takkan pergi)
kamu hilang (wooo), kamu sakit
aku ingin (aku juga) kau di sini (bersamamu)
di sampingku (di sampingmu) selamanya

BAHASA KALBU (Titi DJ)


Kau satu terkasih
Ku lihat disinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu

Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbu
Mengalun bening menggetarkan

Kini dirimu yang selalu
Bertahta di benakku
Dan aku akan mengiringi bersama
Di setiap langkahmu

Percayalah hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih dan arti kata kecewamu
Kasih yakinlah hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri indah sanubarimu kasih

Percayalah

10 TOP THINGS PR PEOPLE 'DO' ...

  • PR people plan
  • PR people manage
  • PR people liaise with others
  • PR people organize and administer
  • PR people write
  • PR people edit
  • PR people produce
  • PR people speak
  • PR people research
  • PR people train

7 PRIORITIES OF PERFECT PR

1. SETTING THE OBJECTIVE - it should be written in brief, succinct language, and should express the result sought by the totality of the PR effort in the campaign involved. The component aims should also be written out concisely.


2. IDENTIFYING THE DESIRABLE RESULT AND REQUIRED MOTIVATIONS - it follows with a 'wish list', there should be a detailed list which addresses each item in the objectives, and spells out in detail the desirable result and required motivation.




3. DECIDING THE TARGET AUDIENCE - what is essential, however, is to ensure that the message transmitted are consistent, in synergy with each other and, above all, do not risk cancelling each other out.


4. REFINING THE MESSAGES - each message will need to be further refined when the other elements of the plan have been put in place.


5. PLANNING HOW THE MESSAGE IS TO BE DELIVERED - some messages will be delivered during specific highlights in the company's year. Others will need to have events built around them. Timing, always an important consideration, will be critical in this context, also budgetary considerations.


6. PLANNING AND IMPLEMENTING THE CAMPAIGN - ideally all PR operations should be 'owned' at the top of the company. Today PR consultancies come in many shapes and sizes, and the specialize in different types of activity, although some of the largest offer a PR supermarket facility, with capabilities across the range of the needs of potential clients.


7. MEASURING THE RESULTS - one of the most commonly used techniques in relation to assessment of PR success is for the company to establish a benchmark for measuring results, using research, before the operation of the PR plan. The evaluation process should start with setting down the specific quantified aims and goals for each of the target publics, specifying a measurement strategy in each case.

Tuesday, February 8, 2011

NEW ...

Bulan Januari 2011 saya tandai dengan membuat sebuah Twitter account baru, yang khusus memberitakan berbagai penyelenggaraan event di Indonesia. @Event_INA memanfaatkan semua sumber informasi yang tersedia, baik dari beberapa Follower yang bergerak di dalam bidang usaha Event Organizer, maupun dari berbagai sumber lainnya, mis. mailing list AIUEO (Ajang Intim Untuk Event Organizer). Tanpa saya perkirakan ternyata tahun 2011 ini ditandai dengan berbagai penyelenggaraan event yang berjumlah banyak. Bulan Februari 2011 saja, menurut catatan yang terkumpul, ada sekitar 70 events yang saya beritakan lewat account baru ini. Terima kasih buat teman-teman yang terus mendukung, baik sebagai Follower maupun sebagai nara sumber.


Di sisi lain, saya akhirnya membuat sebuah blog baru pelengkap blog saya terdahulu - J.L.Nawan's File. Kalau di blog terdahulu semuanya hanya tulisan, maka di blog yang baru ini - J.L.Nawan's Eyes - isinya hanya foto hasil jepretan saya maupun yang merupakan koleksi pribadi saya. Foto-foto ini bukanlah foto profesional yang luar biasa. Tetapi kebanyakan adalah foto yang saya buat karena objek dan suasananya yang saya 'tangkap' melalui lensa kamera. Beberapa koleksi pribadi saya adalah foto-foto almarhumah isteri saya - Ira - sebagai kenangan untuknya, atau foto anak-anak saya.


Semoga kedua hal baru ini mendatangkan manfaat dan faedah bagi yang mengunjunginya.

Saturday, February 5, 2011

REUNION & SURPRISES ...

Kata tersebut juga bisa diartikan sebagai 'pertemuan kembali'. Dan siapa yang bisa membayangkan seperti apa pertemuan tersebut terjadi, setelah orang-orang yang terkait di dalamnya 'lost communication' sekitar 32 tahun lebih?


Tuhan selalu memberikan kita berbagai macam kejutan. Tiap kejutan tentunya mempunyai makna tersendiri. 'Surprises' dari teman-teman dan kerabat seringkali bisa dipradugakan apabila kita cukup mempunyai kepekaan. Tetapi 'surprise' dari Allah SWT tidak bisa diperkirakan sama sekali.


Dan itulah yang terjadi pada bulan Januari 2011. Setelah lebih dari 32 tahun, Allah kembali mempertemukan saya dengan dua orang sahabat - kakak beradik Ina dan Ita. Seminggu setelah pembicaraan melalui telepon, kami bertemu dan menghabiskan 6 jam berikutnya dengan obrolan - baik tentang masa lalu, maupun saat kini.


Apa yang istimewa dari 'reunion' ini? Secara fisik, memang cukup banyak. Usia yang sudah bertambah? Kalau dulu mereka masih remaja, kini anak-anak merekalah yang remaja. Sifat? Ina yang dulu saya kenal sebagai seorang gadis bersifat dewasa dan pendiam, tidak banyak mengalami perubahan. Kedewasaan dan kata-katanya masih tetap Ina yang dulu. Ita, yang dulu adalah seorang gadis yang periang, cerewet, selalu membuat suasana meriah pun, masih belum banyak berubah. Lalu apa yang berubah dari keduanya? Kedewasaan yang semakin matang, karena kehidupan yang mereka arungi selama ini. Itulah yang saya kagumi dari keduanya kini. Mereka menjadi wanita-wanita dewasa yang sangat matang memandang kehidupan ini. Mereka menjadi orang tua yang penuh tanggung jawab. Dan mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putera-puteri mereka.


Betapa besar karunia Allah kepada kita semua.


Belum cukup kejutan itu rupanya. Minggu lalu, tiba-tiba saya menerima SMS dari seorang kerabat yang sudah 2 tahun lebih tidak berkirim kabar. Selama ini saya kehilangan informasi tentang dirinya, bahkan di mana dia berada dan lain sebagainya. Dia berkirim SMS karena hari itu dia baru saja menjalani wawancara pekerjaan, dan secara kebetulan yang mewawancarainya menyebut nama saya. Ketika saya tanyakan kabarnya, dia sempat bilang bahwa dia ingin bertemu saya dan menceriterakan berbagai kejadian kehidupannya selama 2-3 tahun belakangan ini.


Bukankah ini juga sebuah 'surprise' bagi saya? Kejutan kedua yang diberikan Allah kepada saya sejak memasuki 2011. Entah sesudah ini, kejutan apa lagi yang akan diberikan oleh Nya. Saya hanya berharap bahwa saya selalu siap menerima 'surprise' tersebut, dan mampu mensyukurinya dengan baik.


Semoga ini semua menjadi bekal kehidupan saya. Karena saya sudah sering berdoa, menitipkan sisa hidup saya kepada Nya, menunggu dan memohon perkenan Nya maupun Ridho Nya. Amin.