Friday, April 15, 2011

PERUBAHAN DIRI ...

"Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu? Dari kebiasaanmu? Kita banyak meminta, banyak berharap kepada Allah. Tapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal kalau kita meminta dan berakibat kita merubah diri, maka Allah akan memberi apa yang kita minta. Karena sebetulnya doa itu adalah pengiring agar kita bisa merubah diri kita. Jika kita tidak pernah mau mengubah diri kita menjadi lebih baik maka tentu ada yang salah dengan permintaan kita."  (Al Hikam - Ibn Artha'ilah)

HAKIKAT DOA ...

"Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-Ku di atas Arsy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Akan Aku pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia. Aku singkirkan ia dari dekat-Ku, lalu Kuputuskan hubungan-Ku dengannya."
"Mengapa ia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan. Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-Ku dan hanya Aku yang dapat menyingkirkannya? Mengapa ia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain padahal pintu-pintu itu tertutup? Padahal, hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapa pun yang berdoa memohon pertolongan dari-Ku."
"Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-Ku lalu tidak Aku bukakan?"
"Aku telah mengadakan hubungan yang langsung antara Aku dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-Ku. Akan tetapi, mengapakah mereka malah bersandar kepada selain Aku? Aku telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-Ku, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-Ku?"
"Dan Aku pun telah memenuhi langit-Ku dengan para malaikat yang tiada pernah jemu bertasbih pada-Ku, lalu Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba-hamba-Ku. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada firman-firman-Ku."
"Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapapun yang ditimpa oleh bencana yang Aku turunkan tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali Aku? Akan tetapi, mengapa Aku melihat ia dengan segala angan-angan dan harapannya itu, selalu berpaling dari-Ku? Mengapakah ia sampai tertipu oleh selain Aku?"
"Aku telah memberikan kepadanya dengan segala kemurahan-Ku apa-apa yang tidak sampai harus ia minta. Ketika semua itu Aku cabut kembali darinya, lalu mengapa ia tidak lagi memintanya kepada-Ku untuk segera mengembalikannya. Tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku?"
"Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika dimintai tidak Aku berikan? Apakah Aku ini bakhil, sehingga dianggap bakhil oleh hamba-Ku? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada di tangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-Ku? Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya daripada-Ku?"
"Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, 'Mintalah kepada-Ku!' Akupun lalu memberikan kepada masing-masing orang, pikiran apa yang terpikir pada semuanya. Dan semua yang kuberikan itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku meskipun sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya?"
"Sungguh alangkah celakanya orang yang terputus dari rahmat-Ku. Alangkah kecewanya orang yang berlaku maksiat kepada-Ku dan tidak memperhatikan-Ku, dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang haram seraya tiada malu kepada-Ku."  (Ibn Husain)

Monday, April 11, 2011

... a TORCH LIGHTENING OUR PATH .........

‘If you die with compassion in mind, you are a torch lightening our path‘. Ia yang meninggal dengan cinta kasih, menjadi lilin penerang banyak perjalanan (Thich Nhat Hanh)

... ENLIGHTENMENT .........

Enlightenment is so close, that’s why people don’t see it. Enlightenment is so simple that’s why people don’t believe it. Pencerahan sesungguhnya sangat dekat. Namun seperti buku, karena terlalu dekat orang tidak bisa membacanya. Pencerahan sebenarnya amat sederhana, namun karena pikiran menyukai kerumitan, maka orang pun tidak mempercayainya (Gede Prama)

... PENCERAHAN .........

Dalam kelompok pencerahan sebagai perjalanan, juga tersedia 3 ciri yang layak direnungkan. Pertama, senantiasa belajar untuk   memandang secara mendalam (semua mau bahagia, semua tidak mau menderita sehingga disarankan untuk banyak menyayangi, bila tidak bisa menyayangi cukup tidak menyakiti)
Kedua, melakukan semua langkah keseharian dengan penuh kesadaran.
Ketiga, apa pun yang terjadi dalam keseharian, semua hanya gelombang yang naik turun. Seperti gelombang samudera, ada gelombang besar ada gelombang kecil. Baik yang besar maupun kecil pada waktunya akan merunduk rendah hati mencium bibir pantai yang bernama kematian. Dan kematian, ia bukan perpisahan, melainkan arus balik memeluk kembali samudera pencerahan (Gede Prama)

... TERBUKA .........

Sebagaimana kita lihat dengan mata telanjang, cahaya terbesar yang memancar dari langit bernama matahari. Dan bila ia memancar, tidak semua mahluk membuka dirinya untuk diterangi. Matahari hanya bisa menerangi mereka yang membuka jendela dan pintunya (Gede Prama)

... TERSENYUM adalah UNGKAPAN RASA SYUKUR .........

... hidup seperti tinggal di losmen, tiap hari ganti tamu. Siapa pun tamunya (senang-sedih, suka-duka), jangan lupa tersenyum (Jalaluddin Rumi)

... MUSUH sesungguhnya .........

Seorang kakek mengelus cucu yang sedang marah dan sedih sambil berucap lembut: ”Sesakit apa pun tubuhmu, seberat apa pun beban jiwamu, ingatlah manusia tidak pernah menjadi musuh kita. Musuh sesungguhnya adalah kesalahpahaman.” (Gede Prama)


(tambahan) - dan musuh diri kita sebenarnya adalah ego kita sendiri juga ...

... WHEN SORROW INVADES THE MIND .........

Semesta memang semakin tua, akibatnya masalah semakin menumpuk. Namun, hanya tangan kebijaksanaan yang bisa mengolah persoalan menjadi berkah pertumbuhan. When sorrow invades the mind, compassion arises. Saat kegelapan kesedihan mengguncang, ia tidak mengundang kegelapan kemarahan, tetapi memunculkan cahaya kasih sayang (Gede Prama)

... HITAM PUTIH .........

Jangankan dalam perang dan perceraian, dalam spiritualitas juga serupa. Tuhan dipuja, setan dicerca; orang suci dipuji, orang jahat dimaki. Hasilnya dicatat rapi oleh sejarah, berbagai guncangan tidak kian menjauh, malah kian dekat dengan kadar yang semakin menakutkan (Gede Prama)

... SAHABAT KEHIDUPAN .........

Melalui hentakan-hentakan bencana, manusia sedang diingatkan, seberapa kuat pun keinginan mencengkeram, kehidupan tetap harus berputar. Bila saatnya matahari tenggelam, tenggelamlah ia. Ketika putaran bumi harus ditandai oleh gempa, gempalah yang menjadi sahabat kehidupan. Bila kematian sudah waktunya berkunjung, berkunjunglah ia menjadi sahabat kehidupan (Gede Prama)

... makna BENCANA atau MUSIBAH .........

Bencana (maupun musibah) lebih dari sekedar hulunya kesedihan, ketakutan dan kutukan, ia juga membukakan pengertian tentang wajah kehidupan yang lebih utuh (Gede Prama)

... TIDAK SEMUANYA SELALU ELOK .........

Hidup serupa dengan mengurus taman. Kendati yang ditanam rumput elok, ada rumput liar yang ikut tumbuh. Kendati sudah banyak berbuat baik, banyak berdoa, sering ke tempat ibadah, bila saatnya bencana menggoda, ia tetap menggoda (Gede Prama)

... semuanya memang HARUS DILALUI .........

Taman jadi indah karena penuh bunga dan warna. Kehidupan juga serupa. Kebahagiaan jadi lebih indah kalau pernah melewati kesedihan. Kehidupan bermakna amat dalam karena ada kematian. Kesuksesan berakarkan rasa syukur yang mendalam, kalau pernah dibanting kegagalan (Gede Prama)

... TUMBUH TERUS .........

Taman bertumbuh terus bila disirami. Pertumbuhan jiwa juga sama. Tidak saja kebahagiaan yang menyirami kehidupan, kesedihan juga menyirami, terutama karena kesedihan adalah gurunya sikap rendah hati dan mawas diri (Gede Prama)

... yang MEMPERKUAT KEHIDUPAN .........

Tidak saja kedamaian yang memperkuat kehidupan, bencana juga memperkuat kemudian. Kedamaian memperkuat seperti air yang bertemu kerongkongan dahaga, bencana memperkuat seperti amplas keras dan kasar yang membuat berlian tambah bersinar (Gede Prama)

... SEMUANYA INDAH .........

Di puncak semua perjalanan ini, tersisa bait indah kehidupan: ”mawar melati semuanya indah!”. Mawar yang berduri indah, melati yang wangi juga indah. Siapa saja yang bisa melihat keindahan dalam setiap unsur dualitas (bahagia-bencana, untung-rugi, suci-kotor, dipuji-dicaci) dia berada di depan gerbang pencerahan, kemudian hatinya bernyanyi: ”semuanya indah!” (Gede Prama)

KATANYA .........

"LEO (2011) - Anda selalu berharap agar bisa melepas masa lajang di tahun ini, karena ingin segera membina hubungan rumah tangga. Karier Anda terus meroket karena Anda tidak memilih-milih dalam hal pekerjaan. Kesehatan Anda sangat tidak bagus, penyakit akan lebih sering datang."


Ini adalah sebuah ramalan yang saya kutip dari internet. Saya tidak mempercayainya. Tetapi di sisi lain kebetulan saya juga memang mempunyai perasaan itu sejak akhir 2010. Saya ingin sekali menemukan pendamping hidup untuk bersama-sama membesarkan putera bungsu saya dan sekaligus teman berbagi dalam berbagai hal.


Mungkinkah itu sebuah kebetulan? Entah ......... namanya juga "Katanya ..."

10 THINGS TO LEARN FROM JAPAN

1. THE CALM
Not a single visual of chest-beating or wild grief. Sorrow itself has been elevated.
2. THE DIGNITY
Disciplined queues for water and groceries. Not a rough word or a crude gesture.
3. THE ABILITY
The incredible architects, for instance. Buildings swayed but didn&#8217t fall.
4. THE GRACE
People bought only what they needed for the present, so everybody could get something.
5. THE ORDER
No looting in shops. No honking and no overtaking on the roads. Just understanding.
6. THE SACRIFICE
Fifty workers stayed back to pump sea water in the N-reactors. How will they ever be repaid?
7. THE TENDERNESS
Restaurants cut prices. An unguarded ATM is left alone. The strong cared for the weak.
8. THE TRAINING
The old and the children, everyone knew exactly what to do. And they did just that.
9. THE MEDIA
They showed magnificent restraint in the bulletins. No silly reporters. Only calm reportage.
10. THE CONSCIENCE
When the power went off in a store, people put things back on the shelves and left quietly