Wednesday, September 9, 2009

HALLMARK EVENT ... bagaimana di Indonesia?

     Apa yang disebut ‘hallmark events’? Belum cukup banyak EO (event organizer) yang mengenal istilah ini. Berikut ini adalah penjelasan yang diberikan Johnny Allen dan William O’Toole :
The term ‘hallmark events’ refers to those events that become so identified with the spirit or ethos of a town, city or region that they become synonymous with the name of the place, and gain widespread recognition and awareness. This term is used to describe a recurring event that possesses such significance, in terms of tradition, attractiveness, image or publicity, that the event provides the host venue, community, or destination with a competitive advantage. Over time, the event and destination become inseparable.
     Beberapa hallmark events yang populer di dunia antara lain Mardi Gras nya New Orleans (USA), Carnival de Rio nya Rio de Janeiro (Brazil), Kentucky Derby nya USA, Chelsea Flower Show nya Inggris, Oktoberfest nya Munich (Germany), Edinburgh Festival nya Scotland, Rose Parade nya Los Angeles (USA) dan Shakespearean Festival nya Stratford-upon-Avon (UK). Bahkan hallmark events sebetulnya tidak hanya di kegiatan tradisional saja. Di berbagai jenis event lainnya, hallmark events juga hadir. Seperti All England yang identik dengan Inggris (international sport event) atau Paris-Dakkar Rally di Eropa-Afrika Utara (international sport event), di Indonesia ada Sekaten di Yogya (traditional religious event), Karapan Sapi di Madura (traditional sport event), Eka Dasa Rudra di Pura Besakih Bali (once-in-a-century religious event), dan Jakarta Fair di Jakarta (modern city expo, combined with sales exhibition).
     Menjalani “Visit Indonesia 2009” (kita pernah memiliki dekade Indonesia Years di akhir abad ke 20 yang lalu) – yang persiapannya terlampau sederhana, apabila kita bandingkan persiapan tetangga kita Malaysia (Visit Malaysia 2007, Celebrating 50 Years of Nationhood) maupun Singapore (dalam rangka Uniquely Singapore, Where Great Things Happen, kalau tidak salah sejak 2004). Semestinya “Visit Indonesia 2009” tidak hanya berkiprah pada berbagai tourism events, cultural events, maupun art events saja. Bisa sport events, traditional events, ecotourism events, atau bahkan collaboration event dari beberapa sub-event. Atau dikumpulkan beragam ide dan gagasan event baru dari para EO.
     Beberapa hallmark events di Indonesia tampak masih tidak dikelola secara profesional. Sekaten sekarang menjadi ajang pasar murah/pasar kaget – inti acaranya sendiri menjadi ‘kalah tampil’. Padahal yang mampu menarik pengunjung mancanegara justeru adalah inti dan falsafah Sekaten itu sendiri. Demikian juga dengan berbagai hallmark events lainnya di negara kita. Daripada menciptakan berbagai events baru, bukankah lebih baik untuk menata kembali secara profesional berbagai hallmark events yang sudah ada?
     Faktor ‘event concept’ perlu dirapikan, ‘brand recognition’ nya dijernihkan supaya lebih mantap, ‘target markets’ nya diarahkan dengan jelas agar biaya promosi dan publikasi tidak menjadi high cost dan mubazir, ‘marketing strategy, programs & outcomes’ perlu ditata lagi, dan tentunya ‘participation’ dari berbagai pihak (pemerintah pusat, daerah dan pengusaha maupun masyarakat) harus lebih ditingkatkan secara nyata (tidak hanya teori dan concept-on-paper).
     Semoga “VISIT INDONESIA 2009” mampu mengembalikan gairah kunjungan wisatawan mancanegara, wisatawan domestik, investasi dan lain sebagainya. Tahun 2007 kita mencatat beberapa ‘big & important event’ di negara kita (paling banyak tentunya di Bali), seperti pertemuan IPU, UNFCCC/COP-13, APRICOT dll. Kalau program 2008-2009 mampu dilaksanakan secara terpadu dan baik, tentunya bisa sejalan pula dengan program “Lomba Cipta Lagu Nama Tempat di Indonesia” yang pernah diselenggarakan oleh Dit. Kesenian, Ditjen Nilai Budaya Seni dan Film, DepBudPar sendiri. Lagunya ada, kotanya ada, event nya ada, programnya ada, peminatnya ada, sponsornya ada … maka kesemuanya mampu memberikan hasil optimal bagi bangsa, negara dan tanah air tercinta ini.

No comments:

Post a Comment