Monday, November 30, 2009

LARI ... sebuah event yang menjanjikan ...



Ketika saya mencantumkan judul di atas, saya sempat merubahnya berkali-kali. Ada keraguan di hati kecil saya, apakah judul tersebut mampu mewakili isi tulisan ini. Tetapi kemudian saya menyadari, bahwa tulisan yang mudah difahami adalah tulisan yang mengandung beberapa unsur (mohon maaf kepada para penulis kondang, kalau anggapan ini keliru) - yakni, sederhana (tidak sulit dimengerti), bahasa yang wajar (tidak menggunakan istilah2 yang penuh misteri dan membingungkan), tidak terlampau banyak 'bunga2 kalimat' (less complicated) dan agak dibumbui dengan humor plus keluguan (supaya tidak membosankan).


Topik utama tulisan kali ini adalah, penyelenggaraan event yang menjanjikan dan mampu memberikan keuntungan (tidak hanya finansial) bagi berbagai pihak terkait (langsung maupun tidak langsung). Tentunya event ini harus memiliki sebuah subjek yang jelas. Dan subjek yang saya pilih kali ini adalah ... lari ...


Lari, adalah salah satu kegiatan yang sangat manusiawi. Buktinya? Kalau terburu-buru ketinggalan kendaraan, pasti kita lari. Kalau takut terlambat memenuhi janji, kita juga lari. Bahkan, kalau takut tertangkap (ini profesi maling), pasti ybs juga lari :)


Di dunia olahaga, lari, sangat beragam. Mulai dari yang paling sederhana, yakni lari 100 meter, sampai beragam jenis lomba lari yang tercatat - mis. 5K (K=kilometer), 10K, 60K, half-marathon, marathon (42.195 kilometer), ultramarathon, bagian dari duothlon dan triathlon, cross country, hashing, road running, trail running, sampai pada lari yang unik seperti Empire State Building Run (1.576 anak tangga ke lantai 86, dimulai sejak 1978, di New York). Bahkan lomba lari, ada yang indoor (tidak semua jenis) dan outdoor.


SURAMADU 10K yang baru2 ini diselenggarakan melintasi jembatan Suramadu, merupakan salah satu outdoor sport event yang turut menambah daya tarik Indonesia di mata dunia internasional. Beberapa tahun silam, Indonesia sudah mencatat event sejenis (Jakarta 10K, Bali 10K, Borobudur 10K) yang diselenggarakan oleh PB PASI. Bali 10K masih tetap diselenggarakan (terakhir pada tgl 9-Aug-2009, 5.000 peserta, dengan tema "A Run For Unity").


Suramadu International Run 10K meskipun mencatat jumlah peserta yang cukup mengangumkan, tetapi juga mencatat beberapa ketidak rapian kerja manajemen penyelenggara. Hal ini sempat membuat Wakil Gubernur Jawa Timur berang. Mulai dari ketersediaan ambulans, kondisi pengeras suara, panggung, dlsb. Demikian pemberitaan yang ada di beberapa media.


Catatan tersebut di atas adalah sebagian kecil dari 'segudang' catatan mengenai lomba LARI – salah satu jenis OUTDOOR SPORT EVENT - subjek ini saya naikkan ke permukaan dengan beberapa alasan berikut ini:


[a] – bagi lomba lari yang diselenggarakan di suatu daerah, maka pemerintah daerah terkait akan turut memperoleh beberapa financial revenue melalui berbagai sumber; bisa dari sektor pajak (macam-macam pajak), sektor bisnis bagi home industry yang ada termasuk sektor pariwisata, sektor pemanfaatan tenaga kerja lokal dlsb. Kesemuanya itu mungkin bisa juga dikategorikan ke dalam salah satu sumber PAD (pendapatan asli daerah). Belum lagi apabila event tersebut sukses, maka daerah tersebut juga akan terangkat namanya dan memberikan prospecting opportunity yang menjanjikan (sepanjang event berlangsung dengan tertib dan baik, disertai keinginan baik pemerintah daerah untuk bersikap positif).


[b] – tenaga kerja lokal jelas akan termanfaatkan, karena mendatangkan tenaga kerja dari daerah lain akan membuat anggaran membengkak. Kecuali tenaga kerja khusus (tenaga ahli) dalam bidang-bidang tertentu keperluan event tadi. Tenaga kerja yang diperlukan tidak hanya dari individu, tetapi juga dari instansi terkait (keamanan, pengaturan lalu lintas, kesehatan).


[c] – secara tidak langsung event ini bisa dijadikan ‘jembatan’ bagi pengusaha di pusat (mis. pengusaha dari Jakarta) untuk mengembangkan pasar ke daerah tersebut, tanpa harus menyelenggarakan marketing event sendiri yang akan cukup menguras biaya. Tentunya juga terbatas pada produk/jasa yang bisa dikaitkan dengan jenis event dan sesuai dengan potensi pasar di daerah tsb.


[d] – berbagai jenis bisnis lokal (hotel, rumah makan, cindera mata, jasa transportasi, penerjemah untuk international event, media, photographer dlsb) juga akan turut menikmati kehadiran event tersebut (perhatikan bagaimana Singapore memanfaatkan kehadiran lomba F1 di sana).


[e] – kalau event tersebut yang semula hanya berskala lokal/nasional bisa dipertahankan konsistensinya dan dijaga mutu penyelenggaraannya, maka tidak tertutup kemungkinan suatu hari akan menjadi sebuah international event yang terdaftar di international calendar-of-event yang teratur dan memperoleh pengakuan (endorsed).


[f] – pengembangan kerja sama antar EO, termasuk kerja sama antara EO yang berdomisili di pusat (Jakarta atau ibukota propinsi) dengan EO lokal.
                                                                                        
Indonesia sudah beberapa kali menyelenggarakan event yang memiliki multiplier potential effect sebagaimana diutarakan di atas, mis. 1st Asian Beach Festival di Bali, international diving di Sulawesi Utara, rally mobil di Sumatera Selatan dlsb. Kesemuanya termasuk jenis outdoor sport event yang cukup rumit persiapannya. Tetapi … LARI …?


Rasanya tidak terlampau rumit mempersiapkan sebuah lomba lari. Tentunya semua aspek harus memperoleh perhatian seksama secara professional. Rute lari, jalan/lintasan yang akan ditempuh, fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan (di berbagai lokasi dan rute), fasilitas konsumsi, perijinan yang lengkap, fasilitas informasi bagi semua pihak, personil lapangan yang cukup banyak dan faham terhadap tugas2nya, potensi publikasi dan promosi yang direncanakan secara seksama, adalah sebagian dari aspek-aspek tsb.


Jadi … siapa lagi yang akan lari … maksud saya, siapa lagi yang akan bikin event LARI?

No comments:

Post a Comment