Monday, March 15, 2010

PENANYA TERBAIK ...

Penanya terbaik di dunia adalah anak-anak. Cobalah lihat tingkah laku mereka yang kreatif dan selalu ingin tahu. Setiap kali mereka melihat sesuatu yang baru, akan selalu bertanya "Mengapa begini ?", "Mengapa begitu ?", "Apa ini ?", "Apa itu ?", "Apa maksudnya ?", dan lain sebagainya. Ketidak tahuan anak-anak karena pikiran mereka masih polos dan kosong justru menjadi suatu kelebihan, karena mereka bisa mengisinya dengan berbagai hal dari pertanyaan-pertanyaan mereka.
Namun sayangnya, dalam proses pertumbuhan kita dari anak kecil menjadi dewasa, lingkungan cenderung memberikan doktrin yang membatasi kemampuan dan keberanian kita dalam bertanya. Orang yang banyak bertanya dianggap orang yang bodoh atau kurang cerdas. Cobalah sejenak kita mengingat masa kanak-kanak kita. Saat itu, apabila di dalam kelas guru bertanya, sebagian besar anak akan mengangkat tangan dan menjawab dengan antusias. Tapi saat kita sudah menginjak bangku SMP misalnya, apabila guru bertanya siapa yang belum mengerti, hanya sedikit atau bahkan tidak ada yang berani mengangkat tangan. Sebagian mungkin menundukkan muka, sedang sebagian yang lain berpura-pura sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Walaupun mungkin ada beberapa siswa yang belum mengerti, namun ketidak mengertian itu lebih baik hanya disimpan di dalam hati, lebih baik diam … karena persepsi bahwa orang yang banyak bertanya dianggap orang bodoh. Sungguh suatu doktrin yang seringkali tanpa sadar membatasi diri kita untuk berkembang. 
"The important thing is not to stop questioning. Curiosity has its own reason for existing. One can't help but be in awe when he contemplates the mysteries of eternity, of life, of the marvelous structure of reality. It's enough if one tries merely to comprehend a little of this mystery every day. Never lose a holy curiousity"  ~ Albert Einstein

No comments:

Post a Comment