Sebaiknya kita pilah terlebih dahulu event apa saja yang akan diselenggarakan
setahun mendatang. Biasanya ada event
yang hanya terkait pada kepentingan internal. Tetapi ada juga event yang terkait pada eksternal,
maupun keduanya sekaligus.
RUPS sebuah perusahaan yang belum go-public tentunya bersifat internal.
Sangat berbeda dengan RUPS perusahaan yang sudah go-public (Tbk), maka RUPS tersebut akan melibatkan kepentingan
internal dan eksternal sekaligus.
Press Conference dan product launching, keduanya sangat
bersifat eksternal.
Tetapi
sebuah perayaan corporate anniversary
bisa “berwajah dua” – internal (karena evaluative)
dan eksternal (karena special).
Event yang menuntut kerja
keras, keketatan jadual kerja, personil yang mahir, jaringan dengan pihak
ketiga yang luas (pemasok, supplier,
vendor dll.), jumlah staf yang tidak kecil, pengalaman yang baik ………
tentunya lebih baik diserahkan dan dipercayakan penyelenggaraannya kepada
sebuah EO profesional (asal sesuai dengan spesialisasinya). Tetapi event sederhana seperti employee gathering yang hanya melibatkan
30 karyawan, cukup dikerjakan sendiri saja – kalau tidak punya bagian yang
khusus menanganinya, bisa saja dibuat sebuah panitia tidak tetap (ad-hoc) untuk melaksanakannya.
Perusahaan/organisasi
sebaiknya sudah merencanakan hal ini di tahun sebelum tahun penyelenggaraannya
– sedini mungkin. Karena untuk beberapa jenis event yang rumit, diperlukan waktu yang cukup untuk menyusun
persiapannya (pre-event period).
Tidak hanya karena kebutuhan terhadap keberadaan pihak terkait, tetapi juga
untuk menyusun sebuah rencana kerja yang teliti dan cermat (tidak asal2an).
Pemesanan tempat (venue) tidak bisa
tiba-tiba. Mengundang seorang MC terkenal tidak bisa sembarang waktu – ybs juga
harus memenuhi jadwal kerjanya sendiri. Ini hanya beberapa contoh. Untuk corporate event berskala menengah ke
atas, persiapan selama 8-14 bulan sebelumnya dirasakan sudah cukup ideal.
Setiap
event mempunyai target audience yang tidak selalu sama. Sebuah press conference yang terencana dengan baik, akan sangat teliti
memilih media yang diundang, agar sesuai dengan target audience yang diinginkan (dijadikan sasaran sebagai penerima
informasi). Press conference sebuah product launching memerlukan ketelitian
yang cermat, supaya product promotion
message nya sampai kepada penerima yang tepat.
Target
audience (khalayak sasaran) mempengaruhi peran sebuah event dan berdampak pada tujuan event
tersebut serta bagaimana elemen budaya perusahaan akan diposisikan dalam event. Bagi EO profesional yang
mengerjakan event tersebut, akan
sangat berguna apabila mengetahui secara jelas khalayak sasaran yang dijadikan
tujuan utama event tersebut. Untuk
setiap target audience yang berbeda,
diperlukan kreativitas konsep yang tidak sama.
Dengan
demikian sebuah konsep event yang
sukses di perusahaan A belum tentu sukses di perusahaan B. Keduanya tidak memiliki
budaya perusahaan yang sama, belum tentu memiliki target audience yang sama, tidak memiliki sifat2 event yang sama dlsb. untuk itu
dibutuhkan kreativitas yang berbeda, meskipun kedua perusahaan tersebut
sama-sama memerlukan jenis event yang
sama. Contohnya, product launching
perfume buatan domestik tidak sama kreativitasnya dengan perfume buatan luar negeri.
Di
era 80-90an, keperluan penyelenggaraan corporate
event pada umumnya masih didominasi oleh kalangan advertising agencies. Mengapa? Karena mereka sudah faham betul
budaya perusahaan klien mereka, melalui kerja sama di bidang promosi dan
periklanan. Mereka faham betul semua sifat-sifat, kebijakan, struktur
perusahaan, dan itulah yang paling membekali mereka untuk mampu memenuhi
harapan perusahaan dalam pelaksanaan sebuah corporate
event. Lagipula beberapa corporate
event juga memerlukan dukungan promosi dan periklanan, mis. product launching, press conference,
corporate anniversaries dll.
Selewat
akhir 90an, ketika bisnis EO mulai tumbuh “bagaikan jamur di musim hujan”, maka
beberapa EO mulai berani memasuki bisnis penyelenggaraan corporate event. Modal utama mereka waktu itu a.l. jaringan
pertemanan yang akrab, biaya pelaksanaan yang lebih murah dan kreativitas yang
lebih modern, atraktif dan kadangkala lebih agresif.
Tetapi
sebagaimana kelaziman bisnis yang terjadi, maka dari waktu ke waktu kita bisa
menyimak EO mana yang terus mampu bertahan (eksis) dan mana yang kemudian
hilang tenggelam. Kalau kita ingat beberapa faktor penentu yang mampu membuat
sebuah perusahaan EO tetap survive
(ingat BASIC EVENT MANAGEMENT), maka EO yang masih eksis saat ini di
penyelenggaraan corporate event tidak
banyak lagi. Bahkan beberapa advertising
agency malah membuat anak perusahaan EO guna bersaing dan mempertahankan
eksistensi klien mereka. Atau beberapa perusahaan/organisasi besar malah
membuat EO sendiri (atau sebuah bagian yang bekerja sebagaimana layaknya sebuah
EO) dengan prioritas kerja untuk keperluan perusahaan/organisasi, dan
kadangkala menerima pesanan kerja dari mitra perusahaan.
Persaingan
bisnis berjalan terus. Tetapi di balik itu semua, KREATIVITAS dan KOMITMEN
tetap harus dipertahankan apabila mau tetap eksis di bisnis ini.
No comments:
Post a Comment