ANNUAL
MEETING – Rapat Kerja Tahunan, juga populer dengan
singkatan RKT. Biasanya dengan alasan2 tertentu, seperti kebisingan, rutinitas
atau gangguan telepon dlsb., pertemuan antar bagian di sebuah perusahaan dalam
kurun waktu sekali setahun ini diselenggarakan di luar kota. Sebuah lokasi yang
memiliki fasilitas pertemuan (tidak harus meeting
room, karena kadangkala suasana pertemuan dibuat tidak resmi), fasilitas
penginapan, dan fasilitas kegiatan outdoor
(kolam renang, lapangan), cukup memadai. Banyak perusahaan Jakarta yang
memanfaatkan berbagai fasilitas di kawasan Puncak-Cipanas dan sekitarnya, Anyer,
Bogor dll. sebagai pilihan venue.
Yang menjadi ‘tantangan’ bagi penyelenggara RKT
adalah:
·
Pengaturan penginapan bagi
jumlah peserta yang (biasanya) tidak sedikit – jumlah kamar, siapa tidur dengan
siapa dlsb.
·
Pengaturan transportasi
menuju ke lokasi maupun transportasi kembali (terutama kalau lokasi RKT berada
cukup jauh dari kota asal)
·
Pengaturan jadual kegiatan
dan ketaatan maupun kepatuhan peserta terhadap jadual tersebut, baik kegiatan
inti (RKT itu sendiri) maupun acara tambahan (hiburan, outing kecil2an, “sambung rasa” antara manajemen dan
staf) – ini memerlukan kreativitas yang baik
·
Menyusun menu harian selama
berada di lokasi, terutama kalau RKT berlangsung lebih dari 2 hari (ada RKT
yang memerlukan 3 hari)
·
Pengaturan peralatan yang
diperlukan, terutama kalau sudah harus menggunakan berbagai peralatan
elektronik maupun IT.
Yang sangat harus disadari oleh penyelenggara
(baik oleh internal maupun apabila dikerjakan oleh EO/eksternal) adalah
kepentingan corporate policy &
culture, end-target/end-result, objective/goals dari RKT tsb, keseimbangan
antara meeting-pressure (RKT
kadangkala bisa dimulai jam 7-8 pagi sampai jauh tengah malam) dengan pleasure maupun entertaining occasion, upaya menghindari kesenjangan hospitality antara pimpinan dan staf yang
terlampau berkelebihan, dan tentunya ……… besar anggaran yang tersedia atau yang
bisa dialokasikan oleh perusahaan.
Survey lokasi, penyampaian paparan (presentation)
rencana susunan acara maupun mekanisme pelaksanaan, harus dibuat sebaik mungkin
dan (bahkan) serinci mungkin. Persiapannya membutuhkan waktu yang cukup panjang
agar bisa melengkapi semua aspek kebutuhan dengan benar. Makin terperinci,
makin cukup waktu yang tersedia, makin mudah menyusun anggaran!
Organisasi dan lembaga/institusi juga mengenal
Rapat Kerja Tahunan. Biasanya di RKT konten pertemuan lebih membahas soal
pelaksanaan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pertemuan tingkat tinggi.
Di BUMN/BUMD, RKT jarang sekali dipublikasikan.
DEALERS/DISTRIBUTORS
MEETING – perusahaan yang banyak mengandalkan kegiatan
pemasaran, terutama perusahaan yang terkait dengan produk konsumen (consumer products), dan dalam
menjalankan program pemasaran banyak tergantung pada jaringan di seluruh
pelosok dan berbagai kota - baik melalui kantor cabang, dealer, distributor maupun agen – seringkali mengadakan acara ini.
Bahkan beberapa perusahaan mengadakan acara ini
lebih dari satu kali di dalam kurun waktu setahun. Bisa diselenggarakan
berdasarkan wilayah pemasaran, bisa berdasarkan jenis marketing network (ada cabang, ada dealer, ada distributor,
ada agen), dan bisa juga berdasarkan kurun waktu (tiap kuartal, tiap semester).
Corporate
event ini tidak sepenuhnya bisa disebut sebagai internal event, karena kadangkala di
sebuah dealers/distributors meeting
dihadirkan pula beberapa mitra kerja, seperti advertising agency, media langganan, dll (dan ini bisa membaur
dengan sebutan kolaborasi dealers/distributor
meeting dengan marketing gathering).
Tingkat kesulitannya cukup tinggi pada aspek
operasional. Karena melibatkan jumlah peserta yang tidak sedikit, apalagi kalau
ada peserta yang berasal dari luar kota/berbeda pulau (di Indonesia), kebutuhan
venue yang memenuhi syarat,
transportasi, apa saja yang ditanggung oleh perusahaan induk (pusat) dan apa
saja yang harus ditanggung sendiri oleh peserta, penginapan (board & lodging) dan akomodasi dll.
Pengaturan jadual dan susunan acara juga harus
teliti dan seksama, karena di samping tujuan utama acara, yakni pertemuan bagi
semua dealer / distributor / agent,
biasanya juga harus disediakan waktu bagi mereka untuk berbelanja keperluan
cindera mata/oleh-oleh.
Luangkan pula waktu untuk acara bebas, agar bagi
mereka yang mempunyai kerabat/keluarga di kota tempat acara diselenggarakan
bisa berkunjung.
Lokasi venue
tidak selalu harus berada di kota kantor pusat. Beberapa perusahaan malah
menjadikan acara ini sekaligus semacam dealers
& distributors gathering dan “jalan-jalan”.
Jelas bahwa persiapannya harus direncanakan
sedini mungkin. Venue reservation,
transportation reservation, hotel dll memerlukan persiapan yang matang –
hindari peak season di lokasi tujuan!
Anggaran harus disusun dengan ketat dan sangat
terperinci.
Ada perusahaan yang menyelenggarakan acara ini di
kota lokasi kantor pusat, dan sekaligus menyelenggarakan pameran tunggal atau product launching. Boleh saja tentunya.
Untuk beberapa alasan, kadangkala kolaborasi seperti ini malah bisa menghemat
biaya. Tentunya kalau memang waktunya bisa bertepatan dan tetap sesuai dengan corporate policy & culture.
Yang dapat dipastikan, organisasi tidak
menyelenggarakan dealers / distributors
meeting. Tetapi beberapa BUMN/BUMD (mis. Pertamina, Garuda Indonesia, PT
Pupuk Sriwijaya dll.) mengadakan pertemuan dengan para penyalur (setingkat dealer/distributor) secara berkala dan
diselenggarakan sesuai ketentuan baku yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
PRODUCT
LAUNCHING – kegagalan acara product launching bukan hanya akan “menewaskan” produk itu sendiri,
bahkan lebih fatal lagi akan mengancam perusahaan (produsen) yang “melahirkannya”.
Tetapi terlampau hati-hati merancang konsep acara secara detail dan strategi
promosi maupun pemasaran yang sangat cermat juga akan menghabiskan waktu dan
enerji secara berkelebihan. Timing
dan business momentum nya akan
terlanjur lewat. Tanpa konsep? Itu nekad dan siap-siap menghadapi trial & error yang high risk. Persiapan yang matang,
terperinci, sigap, strategic, jeli,
cermat, antisipatif, dilengkapi dengan survey
yang matang, analisis terhadap market
trend, user need, competitor maupun customer
potential, sangat diperlukan.
Penyelenggara product
launching kalau dikerjakan oleh EO (eksternal) mungkin terlihat lebih
ringan, karena EO hanya menjadi pelaksana penyelenggaraan acara dan tidak
terlibat di dalam complete concept-nya.
Tetapi apabila acara ini diselenggarakan sendiri oleh perusahaan (internal),
maka resiko yang dihadapinya cukup tinggi. Penyelenggara internal terlibat
dengan marketing strategy, promotion
concept, dlsb. – seringkali juga melibatkan advertising agency atau PR
Firm/Consultant yang terikat kontrak dengan perusahaan.
Keduanya sama saja, karena keduanya harus tetap
mempertahankan tujuan akhir acara ini (yang bukan hanya “hura-hura”), yakni
kepentingan pemasaran produk dan kelangsungan hidup perusahaan.
Organisasi tidak mengenal acara ini. BUMN/BUMD
sudah mulai menerapkan ‘gaya swasta’ untuk beberapa produk/jasa mereka.
Pertamina dan Garuda Indonesia, maupun PT Telkom sudah berkali-kali
menyelenggarakan product launching yang
megah. Beberapa tahun yang lalu Telkom meluncurkan pelayanan sambungan langsung
internasional 007 dengan konsep yang megah, mahal dan fenomenal. Tetapi
sayangnya tidak ditindak lanjuti dengan pola pemasaran yang baik, sehingga
tetap saja tertinggal di belakang SLI 001 nya Indosat.
Nokia ketika meluncurkan Communicator (beberapa tahun y.l. di Jakarta) bahkan melakukan
kolaborasi yang menarik – ada product
launching, ada market launching,
ada product display dan dilengkapi
dengan press conference dan direct sales launch pada hari yang sama
dan di tempat yang sama. Direct sales
nya berlangsung meriah, dan hari itu semua stock
habis terjual dengan harga khusus. Bahkan masih tertinggal sebuah waiting list yang cukup panjang di sore
hari.
Sebagai sebuah corporate event memang product
launching tampak sebagai sebuah single
event. Tetapi pada kenyataannya, sebuah product
launching melibatkan banyak sekali aspek terkait lainnya. Mulai dari tahap
perencanaan konsep yang harus sejalan dengan strategi pemasaran perusahaan,
sifat dan watak produk yang akan diluncurkan, target audience yang akan dijadikan sasaran, konsep event itu
sendiri, pola kerja sama parallel
dengan kegiatan promosi dan periklanan maupun publikasi, sampai pada konsep
tindak lanjutnya dst.
Beberapa EO di Jakarta memilih menjadi pelaksana
lapangan saja dan tidak mau (enggan) terlibat di konsep. Hal ini wajar saja,
karena EO tersebut tidak memiliki marketing
knowledge yang cukup untuk memahami misi dan makna sebuah product launching; atau tidak cukup
menguasai product knowledge terkait.
(product) Launching is
to bring a new product into the market, with publicity and promotion. Jadi bukan cuma
sekedar sebuah corporate event biasa.
Ada misi, ada tujuan, ada proses dan ada strategi yang harus dilalui. Oleh
karena itu, (new) product launching
bukan menjadi tujuan akhir, sebab sebuah produk baru ‘dilahirkan’ (istilah yang
terasa lebih tepat daripada ‘diluncurkan’) dengan muatan berbagai konsep
sinerji dari semua bagian/departemen dalam sebuah perusahaan.
Coba
simak – Kacang Garuda itu ‘makanan kecil’, tetapi untuk me-launching Kacang Garuda bukanlah pekerjaan dan perkara kecil! Kita
sering terjebak dengan gemerlapnya acara launching
sebuah mobil atau handphone, tetapi
sulit membayangkan launching produk
amplas logam mulia yang terbaru!
Ada
beberapa comment tentang product launching oleh para tokoh bisnis
Indonesia:
·
The right timing,
marketing effort and creativity … is like a golden apple on a silver plate!
·
Keep moving …. you’ll
win the competition!
·
Product launching is
not the finish line, it just started!
·
Value, not only
volume!
·
Passion! Minimized
risk!
·
Point of no return!
·
Core benefit! Be focus
and understand the product characteristic.
·
It’s not only a
promotion. It brings the product to the customer’s mind!
Itulah
sebabnya apabila kita mengamati sebuah acara product launching yang ditayangkan di media televisi, kita sering
‘terjebak’ oleh padatnya mata acara hiburan dan product launching momentum-nya sendiri memperoleh porsi yang
teramat kecil.
Memperhatikan
semua informasi di atas, bisa disimpulkan bahwa penyelenggaraan product launching event membutuhkan
waktu persiapan yang cukup (panjang), enerji dan kreativitas, anggaran yang
tidak kecil – kalau mau jadi corporate
event yang baik!
No comments:
Post a Comment