PRESS CONFERENCE,
PRESS GATHERING, PRESS TOUR, PRESS VISIT – keempat acara ini mirip, karena
semuanya mempunyai target audience
yang terarah jelas (directive) ….
yakni para media/pers terkait (related/relevant
media/press).
Kalau
di perusahaan ada Public Relations Dept./Bagian
Humas, maka acara ini adalah tanggung jawab mereka. Bagi perusahaan yang
menggunakan jasa PR Firm/Consultant,
maka ini adalah kerja “bareng”.
Nah,
bagi perusahaan yang tidak mempunyai PR
Dept. dan tidak menggunakan jasa PR
Firm/Consultant, maka disarankan agar acara ini dipercayakan pelaksanaannya
kepada sebuah PR Firm/Consultant atau
Media Relations Agency/Specialist
atau Advertising Agency yang
mempunyai bagian media relations services.
Mengapa
begitu? Menyampaikan sebuah pesan bagi kalangan media/pers memiliki suatu tata
cara tersendiri. Apalagi kalau pesan ini adalah pesan komersial. Media/pers
akan mempunyai kriteria tersendiri tentang pesan mana yang akan didahulukan
pemberitaannya. Di mata kita seringkali kita anggap sebuah berita itu sudah
memenuhi syarat, tetapi bagi media/pers bisa saja dianggap belum dan harus
“mengalah” dibandingkan berita lain yang bagi mereka lebih aktual dan mempunyai
news value.
Nah,
yang paling memahami cara fikir media/pers adalah kalangan praktisi public relations dan media relations.
Para
praktisi inilah yang bisa memberikan saran terbaik bagi kita untuk menetapkan:
·
Apakah kita memang memerlukan penyelenggaraan sebuah press conference?
·
Atau cukup hanya dengan mengirimkan press release/news release saja? Atau harus disertai pemuatan advertorial?
·
Atau bahkan kita perlu menyelenggarakan sebuah press gathering yang bersifat lebih bebas dan penuh keakraban,
disertai makan siang/makan malam bersama?
·
Siapa yang akan menjadi moderator
di press conference tersebut? Karena
harus ada seseorang yang mampu mengendalikan suasana agar semua pertanyaan yang
terkait dengan tujuan acara terjawab dengan baik
·
Media/pers mana saja yang
perlu diundang? Dan yang harus menerima undangan apakah Pemimpin Redaksi nya,
atau cukup ke wartawannya saja?
·
Bagaimana dengan media
elektronik seperti radio dan televisi? Siapa yang harus
diundang?
·
Sebetulnya berapa orang yang
diharapkan hadir dari setiap media?
Masih banyak pertanyaan yang sebetulnya bisa
diajukan kepada praktisi media relations yang
menguasai dengan baik konsep penyelenggaraan acara ini.
Pertimbangan tentang waktu (jam dan hari) acara
pun harus dengan seksama direncanakan, karena terkait dengan kapan berita
tersebut akan dimuat/ditayangkan.
Sementara press
tour dan press visit agak sedikit
berbeda. Di press tour, perusahaan
mengundang beberapa media/pers tertentu untuk mengunjungi sebuah objek yang
terkait dengan kepentingan perusahaan tersebut, mis. pabrik, site office, dll. Press visit mirip sekali dengan hal ini, tetapi prakarsanya datang
justeru dari kalangan media/pers yang ingin mengunjungi perusahaan untuk
keperluan peliputan yang lebih luas.
Ada satu hal yang amat penting untuk difahami
dalam penyelenggaraan acara2 bagi media/pers ini – jangan pernah
memberikan amplop yang berisi uang tunai kepada media/pers! Baik dari sisi
ketentuan dan peraturan, maupun dari tata krama, hal ini dianggap tabu untuk
dilakukan. Meskipun harus pula disadari bahwa “tradisi” ini pernah menjadi
semacam kelaziman di era terdahulu; tetapi kemudian lahirlah kecenderungan
negatif dari kelaziman tadi, yakni … “pemuatan berita bisa dibeli”!
Di awal tahun 2010, Kementerian Komunikasi dan
Informasi (KemKomInfo) pernah menyelenggarakan acara dan kemudian membagikan
telepon seluler kepada para media/pers yang hadir. Telepon seluler ini
disponsori oleh salah satu merk terkenal. Dalam waktu singkat, kejadian ini
menjadi bahan celaan dan kritik keras dari berbagai kalangan. Bahkan beberapa
media meminta agar wartawan mereka yang menerimanya mengembalikan telepon
seluler tadi.
Di beberapa event
besar, termasuk international events,
baik di penyelenggaraan conference,
congress, trade exhibition, sport events dan lain sebagainya, seringkali
penyelenggara menyediakan sebuah Press
Center bagi kalangan media/pers. Di Press
Center yang lengkap biasanya tersedia:
Berbagai sarana komunikasi – telepon sambungan
internasional (IDD), pengiriman dan penerimaan facsimile, internet
termasuk untuk keperluan email,
peralatan computers, termasuk printers, dlsb.
Di international
sport event dan international
conference, bahkan ada ruangan besar yang berisi meja-meja kerja bagi para
media/pers internasional, yang sudah dilengkapi dengan berbagai keperluan
pemberitaan – juga tersedia ruangan bagi para juru foto dan juru kamera untuk
mengerjakan hasil peliputan mereka.
Kadang tersedia ruangan yang bisa
dipinjam/dipakai untuk wawancara radio/televisi dengan backdrop logo event tersebut.
Ada rak yang berisi press release/news release, foto2 yang boleh diambil oleh
media/pers untuk dimuat, dan printing
promotion & publication materials lainnya.
Kantin bagi para wartawan/media/pers beristirahat
dan menikmati makanan/minuman.
Dan kesemuanya itu adalah fasilitas gratis bagi
kalangan media/pers yang terdaftar (Registered
Press). Jadi tidak untuk sembarang media/pers. Bagian Humas (PR Section of the event) sudah menyusun
daftar media/pers berdasarkan pendaftaran resmi yang dilakukan sebelum event dimulai. Dengan demikian hanya
wartawan/media/pers yang mempunyai tanda pengenal resmi yang bisa memanfaatkan
semua fasilitas di Press Center.
Kongres organisasi berskala besar biasanya juga
menyediakan sebuah Press Center yang
berukuran lebih sederhana. Bahkan pernah ada yang cuma menyediakan ruangan
kosong berikut meja kursi saja.
Bagi berbagai corporate
event, keperluan media/pers ini sebaiknya direncanakan sedini mungkin,
karena kecermatan terhadap elemen2 kecil perlu disiapkan dengan baik.
MARKETING
GATHERING – event
ini adalah sebuah corporate event
yang “bermuka dua” – ada sisi kepentingan internal dan ada sisi kepentingan
eksternal perusahaan. Bagi perusahaan yang mempunyai sales force berjumlah banyak, marketing
department yang besar, maupun marketing
& distribution network yang luas, corporate
event ini merupakan ajang pertemuan mereka yang tidak terlampau sering bisa
terjadi. Di sini, mereka berkesempatan untuk saling bertukar informasi, mis.
tentang suasana pemasaran di daerah masing2, berita2
terbaru tentang pesaing mereka dll. Dan itulah sebabnya sebuah marketing gathering juga sangat
mempunyai kepentingan internal yang kuat (bagi perusahaan tertentu).
Di kepentingan eksternal, acara ini seringkali
pula menghadirkan mitra bisnis perusahaan dan rekanan, mis. advertising agency maupun media yang
selama ini membantu/mendukung perusahaan dalam keperluan promosi, agents dll. Beberapa perusahaan sudah mempercayakan penyelenggaraannya kepada
EO.
Suasana acara biasanya tidak telalu formil,
bahkan beberapa di antaranya menyisipkan pembicara tamu sebagai nara sumber
perkembangan bisnis yang ditekuni perusahaan. Salah sebuah radio swasta niaga
bahkan pernah menyelenggarakan marketing
gathering di sebuah diskotik.
Pada dasarnya tingkat kesulitan event ini tidak telalu tinggi, dan
persiapannya tetap memerlukan waktu yang cukup (mulai dari konsep acara,
penyebaran undangan sampai akhir acara).
CORPORATE
ANNIVERSARY – memperingati dan merayakan hari ulang tahun
perusahaan/organisasi memang merupakan event
yang menarik. Dari yang paling sederhana, cuma tumpengan di kantor saat makan
siang, sampai corporate anniversary yang
menghabiskan ratusan juta rupiah di sebuah convention
center atau hotel berbintang lima yang fenomenal dan megah.
Sebagaimana sudah dikemukakan, corporate event yang satu ini mempunyai
beberapa sifat – evaluatif dan khusus.
Tema, tujuan dan sasaran event harus mampu dijabarkan dalam berbagai mata acara. Harus
diupayakan agar acara tidak didominasi dengan hiburan saja. Makna sebuah
peringatan bukan di aspek hiburannya saja.
EO atau penyelenggara yang menangani acara ini
harus sangat kreatif dalam menyusun konsep dan menciptakan mata acara yang
menarik.
Jumlah audience
akan berpengaruh pada pemilihan venue/lokasi,
site/floor plan/seating arrangement,
anggaran dlsb., karena seringkali sebuah corporate
anniversary juga mengundang pihak eksternal, termasuk beberapa pejabat
terkait.
Persiapan sebaiknya dimulai beberapa bulan
sebelum tanggal acara. Tingkat kesulitan sangat tergantung pada besar kecilnya
acara, jumlah undangan, venue/lokasi,
dan tentunya … anggaran yang tersedia.
Dan karena ini adalah sebuah peringatan ulang
tahun perusahaan, maka faktor budaya perusahaan tidak bisa diabaikan. Program
perusahaan di tahun mendatang bisa dijadikan masukan untuk dijadikan dasar
pertimbangan dan pemikiran kreativitas konsep acara.
Faktor usia juga sering dijadikan alasan besar
kecilnya perayaan (tradisi di Indonesia). Ulang tahun pertama, ketiga, kelima,
kedelapan, kesepuluh, keduapuluhlima, sering dijadikan alasan ukuran perayaan
(bahkan untuk peringatan tertentu bisa memperbesar anggaran yang disediakan).
Dan EO yang dipercaya untuk menjadi
penyelenggara acara ini harus mendalami seluruh budaya perusahaan secara baik
termasuk misi dan tujuan yang ingin dicapai dengan perayaan ini.
Di organisasi, biasanya ini juga dikaitkan
dengan kongres tingkat nasional atau musyawarah nasional, yang sekaligus
merupakan ajang pergantian kepengurusan tingkat pusat. Di lembaga pendidikan,
peringatan ini juga sangat dihargai dengan perayaan yang meriah. Di lembaga
lain, bahkan kadangkala ada hari peringatannya sekaligus, mis. Hari Koperasi,
Hari Angkatan Bersenjata, Hari Bahari dlsb.
EMPLOYEE GATHERING,
FAMILY GATHERING – keduanya praktis sama. Perbedaannya hanya
di faktor kepesertaan. Employee gathering
memang hanya diperuntukan bagi karyawan, sementara family gathering memberikan kesempatan bagi karyawan untuk membawa
serta keluarganya (anak isteri).
Ada beberapa hal yang cukup penting untuk
diperhatikan, antara lain:
Perlu survey
lokasi dengan cermat agar memenuhi kebutuhan mata acara yang diadakan, termasuk
masalah air bersih, keamanan dan kenyamanan, penginapan apabila ada lebih dari
1 hari, logistik termasuk urusan makanan dan minuman
Perencanaan tema, tujuan dan sasaran yang seksama
bisa memberi makna dan arti yang berbobot – seringkali perusahaan hanya
berslogan “untuk menjalin komunikasi dan mengurangi kesenjangan vertikal antara
atasan bawahan”, tetapi pada kenyataannya ketika acara dilaksanakan,
kesenjangan itu tetap ada.
Penetapan waktu sangat penting agar tidak
mengganggu rutinitas perusahaan, terutama bagi perusahaan yang kehidupannya
bersandarkan pada kapasitas produksi (pabrik tidak bisa berhenti bekerja hanya
karena mau acara employee gathering!)
Tidak wajib diselenggarakan setiap tahun.
Perencanaan sebaiknya dibuat/disusun sedini
mungkin, karena acara ini betul2 mengandalkan ketersediaan anggaran perusahaan.
Meskipun demikian bukan berarti bahwa tidak ada perusahaan yang bersedia
menyisihkan anggaran besar untuk acara ini. Pernah ada pabrik yang
menyelenggarakan acara employee gathering
(tanpa keluarga) sehari penuh untuk 3400 karyawannya (hari itu pabrik berhenti
produksi dan hanya dijaga oleh keamanan) dengan anggaran yang ratusan juta. Door prize tersedia sebanyak 150 buah,
dari yang paling sederhana (mis. rice
cooker, iPod, handphone di bawah
1 juta rupiah) sampai sepeda motor. Karyawan petugas keamanan yang tidak bisa
ikut serta diberi kompensasi dalam bentuk dana tunai.
Pada intinya acara ini lebih mengutamakan
kesegaran mata acara untuk menghibur karyawan (kadang termasuk keluarganya),
memberikan penghargaan, menanamkan rasa kekeluargaan, dan pleasure purpose.
EO sudah banyak yang dipercaya untuk
penyelenggaraan acara ini. Tingkat kesulitannya lebih banyak pada teknis
operasional.
No comments:
Post a Comment