2 bulan tidak menulis apapun di blog kadangkala terasa seperti sebuah kesalahan fatal. Tetapi mengapa kita mesti dihantui oleh sebuah perasaan wajib, kalau itu toh bukan sesuatu yang wajib? Memang ada "petuah" cara menulis di blog, bahkan ada yang bilang kalau kita jarang menulis, maka blog kita tidak akan dikunjungi oleh pembacanya.
Whatever ... saya tidak merasa berkewajiban menulis apabila hati ini memang sedang tidak ingin mengungkapkan apa-apa. Blog ini bagi saya adalah sebuah media untuk berbagi rasa, jadi bukan sebuah profesi apalagi sebuah mata pencaharian.
Di dalam kesendirian saya, terutama selama 7 tahun terakhir ini sebagai single parent, saya menjadikan blog ini seperti sebuah tempat bercurah fikiran, berbagi perasaan, menyimpan ungkapan yang sulit diuraikan dalam bentuk kata-kata lisan dan ... kadang-kadang saya anggap seperti berbincang dengan almarhumah Ira.
Kemarin - 7 Agustus 2010 - saya menambah perbendaharaan koleksi pengalaman hidup saya setahun yang lalu, dan sekaligus memasuki tahun-tahun sisa kehidupan yang masih diperkenankan oleh Allah SWT.
62 tahun ... hampir tak seorangpun mengingatnya.
Ucapan pertama saya terima justeru 5 hari sebelumnya dari seorang sahabat, Ita. Ucapan kedua saya terima Jum'at (6 Agustus 2010) menjelang tengah malam (sesaat sebelum memasuki 7 Agustus 2010 jam 00:00), dari Lya, sahabat lama, pernah sekantor, meskipun jarang berkomunikasi tetapi setiap hari ulang tahun saling mengucapkan selamat.
Sesudah itu ... ? Tidak ada. Sekitar 6 jam sebelum 7 Agustus 2010 berakhir, putera bungsu saya yang berusia 9 tahun baru ingat. 45 menit menjelang tengah malam tadi (sebelum 7 Agustus 2010 berakhir) barulah anak saya tertua, seorang puteri, mengucapkan selamat lewat SMS. Dan beberapa saat sesudah tengah malam, seorang sahabat lain, Nina, mengucapkan hal yang sama.
Kecewakah saya? Tidak! Meskipun anak saya yang kedua tidak mengingatnya sama sekali, atau adik-adik almarhumah isteri saya, atau teman-teman lama saya.
Mengapa saya mesti kecewa? Tidak ada yang perlu dikecewakan.
Justeru dengan hal ini saya makin belajar makna kesendirian, sambil mempersiapkan diri ketika kesendirian tadi akan berlangsung abadi kelak di hadapan Sang Maha Pencipta.
Bagi saya justeru tanggal 7 Agustus semakin mengingatkan saya pada kejadian-kejadian di tanggal yang sama tahun 2003. Ketika isteri saya mengucapkan selamat sambil meminta maaf karena tidak bisa memberikan apapun, hanya tergeletak sakit di tempat tidur kami berdua. Tiga hari sesudah itu, dia meninggalkan saya dan putera bungsu saya untuk selamanya.
Kejadian itu jauh lebih bermakna bagi saya daripada peringatan-peringatan duniawi atau hal-hal lainnya. Sejak tahun 2003 itu, setiap tanggal 7 Agustus, saya diingatkan bahwa 3 hari sesudah itu adalah hari kepergian Ira.
Dan di tahun 2010 ini, tanggal 10 Agustus adalah hari menjelang Bulan Suci Ramadhan ... betapa berartinya itu bagi saya.
Anyway ... entah kapan saya akan menulis lagi. Tetapi biarlah catatan ini tetap turut mengisi lembaran blog saya, dan biarlah suatu hari seseorang - siapapun itu - akan membacanya dan merekamnya sebagai sebuah catatan pendek.
Terima kasih Allah atas perkenanMu saya mencapai 7 Agustus 2010 ini. Terima kasih sudah memberikan saya jalan kehidupan selama ini. Terima kasih sudah mengajarkan berbagai hal baru tentang makna kehidupan dan arti kesendirian selama 7 tahun ini. Terima kasih untuk tetap mendidik saya melalui berbagai peristiwa, ujian, maupun cobaan, sehingga saya semakin dekat kepadaMu, semakin mengenalMu, semakin menekuni kebiasaan bersabar, tabah, ikhlas, tekun, dan tegar - meskipun hari-hari saya selalu diisi dengan berbagai hal yang mampu membuat jantung berdebar dan perasaan ini terguncang kesana sini mencari pegangan yang kokoh di perlindunganMu, ya Allah.
Ampuni segala dosa dan kesalahanku, dan sekali lagi, terima kasih atas perkenanMu, ya Allah SWT.
Sunday, August 8, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wow
ReplyDeletegw ampir nangis