For the last few days, I tried to socialize the Indonesian Proverbs to everybody via Twitter. It came to my concern that most of the young generation forget about it. So each night/day, I posted 4-5 proverbs from my collection. Everybody can found it via #indonesianproverb.
Beside it, I also start to socialize #homeschooling via Twitter.
And tonight I will start another hashtag again, which is special tips for all PRDP InterStudi students, it is the #tips4PRDP.
Hopefully that the next step is having another hashtag about event business.
I love to do this ........ sharing ... sharing ... sharing ........
Friday, February 26, 2010
Sunday, February 21, 2010
AKHIRNYA .... after more than one month ...
After more than one month, akhirnya saya kembali membuka halaman blog ini untuk mengisinya. Selama ini saya berkali-kali ingin membukanya, tetapi seringkali selalu berfikir, "apa yang mau saya lakukan di blog ini?"
Keinginan menulis sesuatu, tetapi entah bagaimana, saya tidak tahu dari mana memulainya. Padahal di Twitter saya sedang asyik sosialisasi peribahasa Indonesia dan daerah, karena keprihatinan melihat rendahnya minat menjaga kesusastraaan kita.
Di Google kalau kita mencari 'quotes" maka akan kita temukan ribuan dan mungkin jutaan "proverb", "quotes" dari berbagai tulisan, berbagai penulis kenamaan dan berbagai kebudayaan mancanegara.
Tetapi sangat sulit menemukan kumpulan "proverb" dan "quotes" Indonesia. Bahkan kumpulan peribahasa Indonesia di Wikiquote saja jumlahnya sangat terbatas - belum lagi kalau kita menyimak peribahasa daerah.
Anyway, tanggal 17-Feb kemarin aku lalui dgn memperingati ultah almarhumah ibuku. Sementara Selasa besok tanggal 23 adalah ultah almarhum ayahku. Keduanya sudah berpulang untuk menemani adikku yang pulang lebih dahulu di tahun 1952. 40 tahun kemudian, 1992, ibuku wafat dan ayahku menyusul di tahun 2001. Semoga mereka bertiga berada di dalam kedamaian abadi.
Keinginan menulis sesuatu, tetapi entah bagaimana, saya tidak tahu dari mana memulainya. Padahal di Twitter saya sedang asyik sosialisasi peribahasa Indonesia dan daerah, karena keprihatinan melihat rendahnya minat menjaga kesusastraaan kita.
Di Google kalau kita mencari 'quotes" maka akan kita temukan ribuan dan mungkin jutaan "proverb", "quotes" dari berbagai tulisan, berbagai penulis kenamaan dan berbagai kebudayaan mancanegara.
Tetapi sangat sulit menemukan kumpulan "proverb" dan "quotes" Indonesia. Bahkan kumpulan peribahasa Indonesia di Wikiquote saja jumlahnya sangat terbatas - belum lagi kalau kita menyimak peribahasa daerah.
Anyway, tanggal 17-Feb kemarin aku lalui dgn memperingati ultah almarhumah ibuku. Sementara Selasa besok tanggal 23 adalah ultah almarhum ayahku. Keduanya sudah berpulang untuk menemani adikku yang pulang lebih dahulu di tahun 1952. 40 tahun kemudian, 1992, ibuku wafat dan ayahku menyusul di tahun 2001. Semoga mereka bertiga berada di dalam kedamaian abadi.
Sujud
''Posisi paling dekat seorang hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah sujud dan berdoa.'' (HR: Muslim)
Sujud merupakan lambang ketundukan dan penyerahan diri pada sang pemilik kekuasaan. Ia juga mengisyaratkan kepasrahan total pada sang pemberi kekuasaan.
Bagi kebanyakan orang, posisi yang rendah merupakan musibah yang harus dihindari, bahkan hal itu merupakan simbol kegagalan. Padahal, tidaklah demikian. Sikap tawadhu dan rendah hati adalah sikap yang
mencerminkan kualitas keimanan dan sarana penting mencapai kemuliaan di sisi Allah SWT.
''Tidaklah berkurang harta yang disedekahkan, tidaklah seorang hamba menjadi mulia kecuali karena ampunan Allah dan tidaklah seseorang rendah hati (tawadhu) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan
derajatnya,' ' (HR: Muslim).
Ilustrasi yang terkandung dalam sujud memberikan penjelasan penting bagi manusia akan nilai penyerahan diri pada Sang Khaliq. Ia hakikatnya adalah posisi paling mulia dan momen istimewa dalam hubungan dan komunikasi antara hamba dan penciptanya.
Satu ketika seseorang berjalan melewati Abdullah bin Umar yang sedang sujud di atas batu sambil menangis. Abdullah berkata, ''Apakah kalian heran melihat aku menangis karena takut kepada Allah sedangkan rembulan menangis dan sujud kepada Allah.''
Sujud juga mengingatkan kita pada asal-usul manusia, dari tanah yang hina dikembalikan pada posisi semula dan paling rendah. Hal ini memperjelas bahwa hakikat kemuliaan dan ketinggian derajat terletak manakala kita mau merendah dan tunduk pada pemilik kehidupan dan kebesaran.
''Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.'' (QS. Thoha [20]:55)
''Setiap hamba yang sujud kepada Allah pasti akan diangkat oleh-Nya satu derajat dan diampuni satu dosanya,'' (HR: Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
(dari Bulletin Dakwah #297)
Sujud merupakan lambang ketundukan dan penyerahan diri pada sang pemilik kekuasaan. Ia juga mengisyaratkan kepasrahan total pada sang pemberi kekuasaan.
Bagi kebanyakan orang, posisi yang rendah merupakan musibah yang harus dihindari, bahkan hal itu merupakan simbol kegagalan. Padahal, tidaklah demikian. Sikap tawadhu dan rendah hati adalah sikap yang
mencerminkan kualitas keimanan dan sarana penting mencapai kemuliaan di sisi Allah SWT.
''Tidaklah berkurang harta yang disedekahkan, tidaklah seorang hamba menjadi mulia kecuali karena ampunan Allah dan tidaklah seseorang rendah hati (tawadhu) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan
derajatnya,' ' (HR: Muslim).
Ilustrasi yang terkandung dalam sujud memberikan penjelasan penting bagi manusia akan nilai penyerahan diri pada Sang Khaliq. Ia hakikatnya adalah posisi paling mulia dan momen istimewa dalam hubungan dan komunikasi antara hamba dan penciptanya.
Satu ketika seseorang berjalan melewati Abdullah bin Umar yang sedang sujud di atas batu sambil menangis. Abdullah berkata, ''Apakah kalian heran melihat aku menangis karena takut kepada Allah sedangkan rembulan menangis dan sujud kepada Allah.''
Sujud juga mengingatkan kita pada asal-usul manusia, dari tanah yang hina dikembalikan pada posisi semula dan paling rendah. Hal ini memperjelas bahwa hakikat kemuliaan dan ketinggian derajat terletak manakala kita mau merendah dan tunduk pada pemilik kehidupan dan kebesaran.
''Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.'' (QS. Thoha [20]:55)
''Setiap hamba yang sujud kepada Allah pasti akan diangkat oleh-Nya satu derajat dan diampuni satu dosanya,'' (HR: Ahmad, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)
(dari Bulletin Dakwah #297)
Subscribe to:
Posts (Atom)